tag:blogger.com,1999:blog-48117017762333376702024-03-18T21:34:09.587-07:00RIMBA UPIRiungan Mahasiswa Baleendah Universitas Pendidikan IndonesiaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15336051131750686223noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-4811701776233337670.post-78443324777611760532012-05-30T02:06:00.002-07:002012-05-30T02:06:49.685-07:00Selayang Pandang<div style="text-align: center;">
<img alt="" height="208" id="Image2_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglniUg-3bd-kxdZ6PY6kqgKRY8cNDakWAyp3tQMWKxgR5jkrMz7mQPtticXFxHesRXUpGFJs0uDoAW1iEYoGxvyEUQ_mwIUFMtZJN_TVsQe5ne4xmDexD3vWwzTnAlBj7aGmsANYh7WtAa/s290/rimbaupi.jpg" style="visibility: visible;" width="290" /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riungan Mahasiswa Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia (RIMBA-UPI),
adalah sebuah perkumpulan mahasiswa kedaerahan yang didalamnya terdiri dari mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang berasal dari Baleendah kabupaten Bandung.<br />CP 083821304912</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15336051131750686223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4811701776233337670.post-56648472970986993782012-05-29T01:42:00.004-07:002012-05-29T01:42:42.373-07:00Penangkaran Rusa Totol<div style="text-align: justify;">
Rusa Totol tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia terutama
yang pernah berkunjung ke Istana Bogor, apalagi bagi penduduk kota
Bogor karena telah ditetapkan menjadi fauna identitas Kota tersebut
sejak tahun 1995. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Untuk masyarakat Bandung dan sekitarnya tidak perlu ke Bogor untuk
melihat Rusa Totol, karena hanya sekitar 6 km ke selatan dari pintu tol
Buahbatu atau pintu tol Mohamad Toha terdapat penangkaran rusa totol
yang juga sebagai kawasan Wisata Alam Edukasi dan Outbound dengan nama
Kampung Batu Malakasari. Kawasan wisata ini tepatnya berada di Baleendah
Kabupaten Bandung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Di penangkaran Rusa Kampung Batu Malakasari terdapat 30 ekor Rusa Totol
yang sudah jinak, sehingga pengunjung bisa memberi makan rusa dengan
ubi, juga bisa berfoto. Rusa totol mempunyai nama latin <i>Axis axis </i>bukanlah fauna asli Indonesia
melainkan berasal dari India dan Sri Lanka dalam bahasa Inggris disebut
sebagai Chital, Axis Deer, Indian Spotted Deer, satu genus dengan Rusa
Bawean (Axis kuhli) yang asli Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ciri rusa totol (Axis axis) yang membedakan dengan jenis rusa lainnya
adalah terdapatnya totol-totol putih pada rambut tubuh (bulu) yang
berwarna coklat, mempunyai tinggi tubuh sekitar 90-100 cm. Rusa totol
dewasa mempunyai berat antara 50-70 kg untuk jantan dan 40-50 kg untuk
betina. Rusa jantan memiliki tanduk yang bercabang hingga mencapai 75 cm
tingginya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Binatang yang lucu dan cantik ini didatangkan oleh Thomas Stanford
Raffles, Gubernur Jenderal Inggris pada tahun 1814 untuk menempati
halaman Istana Bogor. Di Kampung Batu Malakasari saat ini terdapat 22 ekor rusa totol, juga
terdapa fauna lain seperti Marmut dan Kelinci yang lucu-lucu, Kambing
Ettawa, Sapi Perah, juga Merak.<br />
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK9C6XVH7fSoPqmDFn2gLjysFQbhfriG79FjnPiszvc60moWoalle73BzgXg4QryL09VRbY2n18H_7Zyal2UFaYa6_sPhxTaoN1BsIcPiEA0iTR0TEIykiT2VYXSPyihoPGV9tHXxut_P4/s1600/BLOK+KBM-1.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK9C6XVH7fSoPqmDFn2gLjysFQbhfriG79FjnPiszvc60moWoalle73BzgXg4QryL09VRbY2n18H_7Zyal2UFaYa6_sPhxTaoN1BsIcPiEA0iTR0TEIykiT2VYXSPyihoPGV9tHXxut_P4/s320/BLOK+KBM-1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Disamping itu pengunjung bisa bermain Panjat dinding dan Flying Fox, naik Rumah Pohon, naik <br />
Perahu, bahkan bisa mencoba membajak sawah khas sunda pakai kerbau (Ngawuluku) yang sangat menantang dan mengasyikkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Jika lapar jangan khawatir ! karena di kawasan ini terdapat kompleks
kuliner yang menyediakan berbagai makanan berat seperti nasi timbel,
ayam goreng/bakar, ikan goreng/bakar, mie baso juga makanan ringan serta
minuman dingin dan bermacam juice buah. Bahkan pada hari minggu, disini
tersedia makanan langka yaitu Gulai <b><i>TUTUT</i></b> !<i>(Keong Sawah)</i></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15336051131750686223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4811701776233337670.post-70409757813650442832012-05-29T01:33:00.004-07:002012-05-29T01:33:46.931-07:00Kampung Tukang Lukis dan Kerajinan Wayang<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kelurahan
Jelekong merupakan salah satu dewa wisata yang memiliki rumah adat dan
seni lukis yang akan memukau Anda. Tempat ini terkenal sebagai gudangnya
pedalang wayang golek, tukang lukis, dan makanan tradisional Sunda. <br /><br />Khusus
seni budaya pedalangan, dari tempat ini telah menelurkan dalang-dalang
handal keturunan Abah Sunarya, salah satunya yang ternama adalah Asep
Sunandar Sunarya. Apabila Anda ingin menyaksikan para dalang beraksi
maka dapat berkunjung ke Kampung Giriharja RW 1 di Kelurahan Jelekong.
Lokasinya tidak jauh dari kantor kelurahan, yakni sekitar 500 meter dari
kantor kelurahan.<br /><br />Seakan mirip Ubud Bali
yang menjadi gudang seniman handal maka seniman Giriharja Jelekong
terkenal sebagai seniman wayang golek, seni lukis, serta sejumlah
kesenian lainnya seperti sisingaan, jaipongan, pencak silat, dan
lainnya. Desa wisata Jelekong pastinya terkenal sebagai tempat pelukis
handal di Bandung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Memasuki
jalan utama Jelekong di Kampung Giriharja RT 1 RW 1 pandangan mata Anda
akan langsung tertuju pada ratusan kanvas yang dijemur di kanan kiri
jalan. Ada sekitar 20 galeri di sepanjang jalan desa. Perpaduan warna
yang lembut hingga mencolok seirama bau cat basah sebagai tempat
sempurna bagi penikmat seni lukis. Di Jelekong, sekitar 600 pelukis
menjajakan seni yang akan memudahkan penikmat seni untuk mencari dan
mendapatkan lukisan yang diinginkan hanya dengan pergi ke satu daerah
saja.<br /><br />Warga Desa Jelekong Baleendah ini memiliki keahlian membuat
lukisan panorama pedesaan, pacuan kuda, buah-buahan, kereta kencana,
ikan koi, atau adu ayam. Hampir separuh warga Jelekong menghidupi
keluarganya dari memasarkan lukisannya ke Semarang, Bogor, Bandung, Bali, Malaysia, Arab Saudi, bahkan beberapa galeri dan tempat
penjualan lukisan di Kota Bandung pun dipenuhi oleh hasil kreasi pelukis
Jelekong dengan harga jual lebih tinggi.<br /><br />Keahlian penduduk Desa
Jelekong dalam melukis diwariskan secara turun temurun oleh seorang
Seniman Jelekong Bapak Odin Rohidin sampai saat ini dilakukan secara
terus menerus sebagai salah satu sendi kehidupan masyarakat Desa
Jelekong. Setidaknya 200 kepala keluarga di Desa Jelekong berhasil
menaikkan taraf hidup dengan keahlian mereka. Meski diproduksi massal,
lukisan karya pelukis Jelekong tetap menarik wisatawan. Harganya murah,
berbeda dengan lukisan perupa terkenal yang mencapai jutaan. Demi
menyambung hidup, cita rasa seni rupa berhasil dikolaborasikan dengan
industri yang mengikuti selera pasar. <br /><br />Untuk satu lukisan
pemandangan di atas kanvas berukuran 135 cm x 40 cm harganya
Rp150.000,00 hingga ada yang mencapai puluhan juta rupiah, bergantung
dari besar lukisan, cat yang digunakan, hingga tingkat kesulitan. Di
Bandung Anda dapat membeli karya warga Jelekong ini di pusat Kota
Bandung, tepatnya di kawasan Braga. Di jalan sepanjang 700 meter itu,
berjajar pedagang lukisan kaki lima hingga galeri lukisan ternama,
seperti galeri seni jalanan.<br /><br />Di Desa Wisata Jelekong Anda juga dapat menemukan situs alam seperti Goa Landak, Curug Cangkring, dan Curug Batukarut.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15336051131750686223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4811701776233337670.post-29406560413439151922012-05-29T01:25:00.001-07:002012-05-29T01:25:21.242-07:00Potensi Wisata<div style="text-align: justify;">
KECAMATAN Baleendah, Kab. Bandung menyimpan sejumlah potensi di bidang
objek wisata, fasilitas pemerintahan, pendidikan, daerah penyangga, dan
lain-lain. Namun di sisi lain, sebagian wilayah Kec. Baleendah,
khususnya Kelurahan Andir dan Baleendah, merupakan daerah rawan banjir.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Baleendah sendiri merupakan kecamatan di Kabupaten Bandung, yang
berbatasan dengan Kec. Ciparay di timur, Kec. Bojong soang di Utara,
Kec. Pameungpeuk di barat dan Kec. Arjasari dan Banjaran di selatan.
Terdapat 4 kelurahan (Jelekong, Manggahang, Baleendah dan Andir) serta 7
desa (Bojongmanggu, Langonsari, Sukasari, Malakasari, Bojongmalaka,
Rancamulya dan Rancamanyar). Jadi apa yang bisa dilihat?diantaranya ada
objek fisik alamiah, sejarah dan sosial budaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Curug Cangkring<br />
Curug Cangkring yang terletak di kampung Cilayung, kelurahan Jelekong
Kecamatan Baleendah. Akses menuju curug ini hanya 15 menit perjalanan
dari alun-alun Ciparay, dengan menggunakan angkutan kota mengikuti jalan
Laswi ke arah kota Bandung. Sampai di pangkalan Ojek SMP PGRI
Baleendah, terus berjalan sejauh ± 1,5 Km dengan jalan aspal yang tidak
terlalu bagus ke arah selatan, melewati bekas penambangan batu, TPA
Jelekong, ladang singkong milik warga. Curug cangkring masih jauh, tapi
terdapat view yang sungguh menarik. Pandangan ke arah utara, tepat
dimana kota Bandung berada. Nampak terlihat kelokan Ci tarum, seolah
saya sedang berdiri di atas bukit batas danau Bandung sebelah selatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-108" height="300" src="http://belajargeografi.files.wordpress.com/2012/03/imag0289.jpg?w=225&h=300" title="curug cangkring" width="225" /> </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan membandingkan curug Cangkring ini dengan curug lainnya seperti
maribaya, curug dago yang sudah terkenal duluan. Curugnya masih
tersembunyi, karena masih harus menuruni bukit yang lumayan terjal
sejauh ± 30 m. Mengikuti jalan setapak dan suara gemercik air yang
sangat jelas terdengar ditengah kesunyian alam pedesaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Curug setinggi ± 25 m, berada pada ketinggian ± 800-900 mdpl dengan
debit air yang cukup deras mengalir di atas hamparan andesit yang nampak
kehitaman. Curug yang mempunyai empat teras ini nampak indah di antara
rimbunnya pohon aren, bambu dan beberapa jenis pohon semak lainnya. Tak
ada satupun sampah yang berserakan, kecuali dedaunan yang jatuh ke
tanah, membuat curug ini masih terlihat alami dan masih terjaga sangat
baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Situ Sipatahunan<br />
Situ atau dikenal juga dengan danau (Indo,red), merupakan satu bentukkan
alam berupa cekungan/basin yang relatif luas dan dapat menampung air
dalam jumlah banyak baik dari aliran sungai ataupun dari air hujan.
Lokasi Situ Sipatahunan ada di 07O 00’30” LS – 07 O 01’00” LS dan 107O
37’30” BT – 107O 38’00” BT pada ketinggian ± 700 mdpl. Termasuk wilayah
kelurahan Baleendah Kec. Baleendah kab. Bandung. Tidak jauh dari tugu
Kujang, hanya ± 1 km ke arah timur, situ ini dapat diakses dengan sangat
mudah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-110" height="85" src="http://belajargeografi.files.wordpress.com/2012/03/situ_sipatahunan_panorama2.jpg?w=300&h=85" title="situ sipatahunan" width="300" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Meski tidak begitu dikenal seperti halnya situ Cileunca, situ Patengan
dan situ Ciburuy. Situ Sipatahunan ini mempunyai kualitas air yang baik
dan berperan penting bagi keseimbangan lingkungan dan daya dukung
terhadap kehidupan penduduk di sekitarnya dan dimanfaatkan untuk
keperluan air baku, air minum dan irigasi pesawahan. Sekilas ketika
melihat situ ini, bisa disimpulkan bahwa “situ dengan keadaan yang baik
perlu dipertahankan dan perlu dilestarikan. Keberadaan situ akan terasa
sangat penting ketika persediaan air pada saat kemarau menipis.”
Alaminya, situ merupakan satu cara alam untuk melaksanakan konservasi
sumberdaya air, beda dengan pembuatan DAM/Waduk. Keberadaan situ
Sipatahunan ini perlu dijaga dan tetap dipelihara kelestarian serta
keseimbangan ekosistem didalamnya. Jangan sampai, situ Sipatahunan ini
menjadi situ berikutnya yang akan hilang dan hanya akan meninggalkan
nama seiring dengan berjalannya pembangunan daerah.<br />
<br />
3. Taman Batu (Pasir paros)<br />
Pasir paros adalah nama sebuah kampung di kelurahan Baleendah yang
berada dekat dengan kompleks rumah sakit Al-Ihsan. Sebetulnya, taman
batu ini bukanlah taman batu yang terbentuk secara alamiah dari hasil
erosi dan sebagainya.tidak seperti taman batu yang ada di puncak pasir
pawon di kawasan karst Citatah. Melainkan, lahan bekas penambangan batu
yang dibuka pertama kali ketika untuk keperluan kompleks pemerintahan
kabupaten Bandung yang sekarang jadi kompleks rumah sakit Al-Ihsan.
Begitu informasi yang didapat dari salah seorang warga.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-109" height="156" src="http://belajargeografi.files.wordpress.com/2012/03/pasir-paros-2.jpg?w=300&h=156" title="taman batu di pasir paros" width="300" /></div>
<br />
Lahan bekas penambangan batu yang sudah lama ditinggalkan, perlahan
mulai menunjukkan hasil recovery. Bekas penambangan mulai tertutupi oleh
hijaunya rumput dan terkadang jadi tempat pengembalaan kambing. Selain
itu terdapat pula beberapa lubang bekas penambangan yang dimanfaatkan
sebagai tempat penampungan air baku dan kolam ikan.<br />
<br />
Hanya sebatas taman batu, apa indahnya?sekilas memang tidak seistimewa
tempat yang lainnya. Paling tidak, disini punya potensi untuk dijadikan
salah satu lokasi untuk kegiatan fotografi dan sebagai media
pembelajaran yang murah untuk menunjukkan bahwa “alam memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan manusia”, dan lain sebagainya.<br />
<br />
4. Monumen Perjuangan 45 (Tugu kujang)<br />
Ini saatnya untuk belajar sejarah lokal yang tidak didapat di bangku
sekolah selama apapun belajar disana. Tidak jauh dari situ Sipatahunan,
tepat di perempatan jalan Laswi dengan jalan pasir paros akan nampak
bangunan setinggi ± 25 meter berwarna putih dengan ornamen Kujang di
puncaknya yang menghadap ke utara. Ya, bangunan itu adalah sebuah
monumen perjuangan 45 yang di bangun untuk memperingati perlawanan
pejuang lokal dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Warga
sekitar menyebutnya dengan sebutan “Tugu kujang”. Bangunan yang
diresmikan pada 20 Mei 1975 ini, bertepatan dengan hari kebangkitan
nasional ke- 67. Di monumen ini, terdapat sejumlah reilef yang dibuat
di dinding. Isinya menceritakan banyak kisah yang terjadi pada masa itu.
Namun sayang, tidak ada yang bisa dijadikan informasi <br />
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-111" height="300" src="http://belajargeografi.files.wordpress.com/2012/03/tugu_kujang-2.jpg?w=225&h=300" title="Tugu kujang " width="225" /></div>
<br />
tambahan selain tanggal peresmian dan relief yang menempel di
dinding. Karena tidak ada petugas yang bisa dijadikan referensi atau
sekedar menjelaskan tentang relief itu. Tugu ini sekarang hanya sebatas
bangunan yang hanya nampak gagah terlihat, penuh dengan sampah dan
berbagai coretan pengunjung yang belum bisa memaknai keberadaannya dan
ramai dikunjungi pada hari minggu saja.<br />
<br />
5. Kawasan Seni Jelekong<br />
Siapa yang tidak kenal wayang golek? Pasti semua orang yang tinggal di
Bandung dan Jawa barat pada umumnya tahu. Wayang golek adalah salah satu
kesenian asli Jawa barat. Jelekong adalah salah satu tempat
berkembangnya kesenian ini. selain wayang golek, terdapat pula lukisan,
komunitas domba adu dan tentunya kuliner khas seperti kacang tanah dan
jagung rebus, semangka yang dijual di pinggir Jalan Laswi.<br />
<br />
6. Pasar kaget<br />
Sama halnya dengan pasar dadakan di kawasan GASIBU pada hari minggu. Di
kawasan monumen perjuangan 45 dan rumah sakit al ihsan pun berubah
menjadi tempat berkumpulnya masyarakat Baleendah dan sekitarnya. Mengisi
waktu di minggu pagi, dengan berjualan, olahraga atau hanya sekedar
sarapan saja. Pasar ini hanya ada di hari minggu sampai jam 12-an saja.<br />
Keenam objek tadi, memang bukan tempat wisata yang ekslusif yang
didukung oleh sarana pendukung lainnya. Tapi, hanyalah objek wisata yang
menawarkan sesuatu yang sederhana, namun bernilai pendidikan dan yang
pastinya keenam objek tersebut mempunyai ketertarikan (what to see) dan
dapat dikunjungi (how to stay). Secara kebetulan, keenam objek tersebut
terletak pada satu garis lurus dari mulai Jelekong samping ke pertigaan
POM Bensin Rencong. <br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<br />
<br /></div>
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15336051131750686223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4811701776233337670.post-26009635815137313112012-05-29T01:13:00.000-07:002012-05-29T01:13:04.409-07:00Baleendah<div style="text-align: justify;">
Pada Tahun 1970 s/d 80-an wilayah Baleendah 90 persen adalah daerah
pertanian (persawahan). Namun pada tahun 80-an Kecamatan Baleendah
direncanakan menjadi Ibukota Kabupaten Bandung. Maka dibangunlah
sarana/prasarana di wilayah itu termasuk gedung DPRD yang sangat megah.
Perumahan umum, tempat ibadah dan Sekolah pun dibangun disana sehingga
merubah sebagian besar wilayah pertanian menjadi gedung/bangunan. Namun
banjir besar yang melanda Bandung Selatan sekitar thn 1986 , membuat
para petinggi memindahkan Ibukota Kabupaten Bandung ke kec Soreang.
Sehingga gedung DPRD yang baru selesai dibangun sia sia dan
terbengkalai.Tetapi saat ini ternyata gedung tersebut dijadikan Rumah
Sakit.Banjir yang terjadi di Baleendah di karenakan sungai c tarum (Ci
Tarum) adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting
ini sejak 2007 menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat
ketercemaran tertinggi di dunia. Jutaan orang tergantung langsung
hidupnya dari sungai ini, sekitar 500 pabrik berdiri di sekitar
alirannya, tiga waduk PLTA dibangun di alirannya, dan penggundulan hutan
berlangsung pesat di wilayah hulu.Panjang aliran sungai ini sekitar 300
km. Secara tradisional, hulu Ci Tarum dianggap berawal dari lereng
Gunung Wayang, di tenggara Kota Bandung, di wilayah Desa Cibeureum,
Kertasari, Bandung. Ada tujuh mata air yang menyatu di suatu danau
buatan bernama Situ Cisanti di wilayah Kabupaten Bandung. Namun
demikian, berbagai anak sungai dari kabupaten bertetangga juga
menyatukan alirannya ke Ci Tarum, seperti Ci Kapundung dan Ci Beet.
Aliran kemudian mengarah ke arah barat, melewati Majalaya dan
Dayeuhkolot, lalu berbelok ke arah barat laut dan utara, menjadi
perbatasan Kabupaten Cianjur dengan Kabupaten Bandung Barat, melewati
Kabupaten Purwakarta, dan terakhir Kabupaten Karawang (batas dengan
Kabupaten Bekasi). Sungai ini bermuara di Ujung Karawang.<br /><br />Berikut ini adalah sebagian dari anak sungai yang mengalir ke Ci Tarum:<br /><br /> * Ci Beet<br /> * Ci Kao<br /> * Ci Somang<br /> * Ci Kundul<br /> * Ci Balagung<br /> * Ci Sokan<br /> * Ci Meta<br /> * Ci Minyak<br /> * Ci Lanang<br /> * Ci Jere<br /> * Ci Haur</div>
<div style="text-align: justify;">
* Ci Mahi<br /> * Ci Beureum<br /> * Ci Widey<br /> * Ci Sangkuy<br /> * Ci Kapundung<br /> * Ci Durian<br /> * Ci Pamokolan<br /> * Ci Tarik<br /> * Ci Keruh<br /> * Ci Rasea</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ci Tarum dalam sejarah</i><br />Dalam perjalanan sejarah Sunda, Ci Tarum
erat kaitannya dengan Kerajaan Taruma, kerajaan yang menurut
catatan-catatan Tionghoa dan sejumlah prasasti pernah ada pada abad ke-4
sampai abad ke-7. Komplek bangunan kuna dari abad ke-4, seperti di
Situs Batujaya dan Situs Cibuaya menunjukkan pernah adanya aktivitas
permukiman di bagian hilir. Sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu dari abad
ke-1 Masehi juga ditemukan di bagian hilir sungai ini.<br /><br />Sejak runtuhnya Taruma, Ci Tarum menjadi batas alami Kerajaan Sunda dan Galuh, dua kerajaan kembar pecahan dari Taruma.<br /><br />Ci
Tarum juga disebut dalam Naskah Bujangga Manik, suatu kisah perjalanan
yang kaya dengan nama-nama geografi di Pulau Jawa dari abad ke-15. </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15336051131750686223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4811701776233337670.post-30231411864633461972012-05-29T01:06:00.000-07:002012-05-29T01:06:02.150-07:00Sejarah Kabupaten bandung<div style="text-align: justify;">
Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram, yaitu pada
tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal
20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wiraangunangun
(1641-1681 M). dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April
sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung. Jabatan bupati kemudian digantikan
oleh Tumenggung Nyili salah seorang putranya. Namun Nyili tidak lama
memegang jabatan tersebut karena mengikuti Sultan Banten. Jabatan bupati
kemudian dilanjutkan oleh Tumenggung Ardikusumah, seorang Dalem
Tenjolaya (Timbanganten) pada tahun 1681-1704.<br />
<br />
Selanjutnya kedudukan Bupati Kabupaten Bandung dari R. Ardikusumah
diserahkan kepada putranya R. Ardisuta yang diangkat tahun 1704 setelah
Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pertemuan dengan para bupati
se-Priangan di Cirebon. R. Ardisuta (1704-1747) terkenal dengan nama
Tumenggung Anggadiredja I setelah wafat dia sering disebut Dalem Gordah.
sebagai penggantinya diangkat putra tertuanya Demang Hatapradja yang
bergelar Anggadiredja II (1707-1747).<br />
<br />
Pada masa Pemerintahan Anggadiredja III (1763-1794) Kabupaten Bandung
disatukan dengan Timbanganten, bahkan pada tahun 1786 dia memasukkan
Batulayang ke dalam pemerintahannya. Juga pada masa Pemerintahan Adipati
Wiranatakusumah II (1794-1829) inilah ibu kota Kabupaten Bandung
dipindahkan dari Karapyak (Dayeuhkolot) ke tepi sungai Cikapundung atau
alun-alun Kota Bandung sekarang. Pemindahan ibu kota itu atas dasar
perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels tanggal 25 Mei
1810, dengan alasan daerah baru tersebut dinilai akan memberikan prospek
yang lebih baik terhadap perkembangan wilayah tersebut.<br />
<br />
Setelah kepala pemerintahan dipegang oleh Bupati Wiranatakusumah IV
(1846-1874), ibu kota Kabupaten Bandung berkembang pesat dan beliau
dikenal sebagai bupati yang progresif. Dialah peletak dasar master plan
Kabupaten Bandung, yang disebut Negorij Bandoeng. Tahun 1850 dia
mendirikan pendopo Kabupaten Bandung dan Mesjid Agung. Kemudian dia
memprakarsai pembangunan Sekolah Raja (Pendidikan Guru) dan mendirikan
sekolah untuk para menak (Opleiding School Voor Indische Ambtenaaren).
Atas jasa-jasanya dalam membangun Kabupaten Bandung di segala bidang
beliau mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda berupa
Bintang Jasa, sehingga masyarakat menjulukinya dengan sebutan Dalem
Bintang.<br />
<br />
Di masa pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, rel kereta api mulai
dibangun, tepatnya tanggal 17 Mei 1884. Dengan masuknya rel kereta api
ini ibu kota Bandung kian ramai. Penghuninya bukan hanya pribumi, bangsa
Eropa, dan Cina pun mulai menetap di ibu kota, dampaknya perekonomian
Kota Bandung semakin maju. Setelah wafat penggantinya diangkat R.A.A.
Martanegara, bupati inipun terkenal sebagai perencana kota yang
jempolan. Martanegara juga dianggap mampu menggerakkan rakyatnya untuk
berpartisipasi aktif dalam menata wilayah kumuh menjadi permukiman yang
nyaman. Pada masa pemerintahan R.A.A. Martanegara (1893-1918) ini atau
tepatnya pada tanggal 21 Februari 1906, Kota Bandung sebagai ibu kota
Kabupaten Bandung berubah statusnya menjadi Gementee (Kotamadya).<br />
<br />
Periode selanjutnya Bupati Bandung dijabat oleh Aria Wiranatakusumah V
(Dalem Haji) yang menjabat selama 2 periode, pertama tahun 1912-1931
sebagai bupati yang ke-12 dan berikutnya tahun 1935-1945 sebagai bupati
yang ke-14. Pada periode tahun 1931-1935 R.T. Sumadipradja menjabat
sebagai Bupati ke-13. Selanjutnya bupati ke-15 adalah R.T.E. Suriaputra
(1945-1947) dan penggantinya adalah R.T.M. Wiranatakusumah VI alias Aom
Male (1948-1956), kemudian diganti oleh R. Apandi Wiriadipura sebagai
bupati ke-17 yang dijabatnya hanya 1 tahun (1956-1957).<br />
<br />
Bupati berikutnya adalah Letkol. R. Memet Ardiwilaga (1960-1967).
Kemudian pada masa transisi (Orde Lama ke Orde Baru) dilanjutkan oleh
Kolonel Masturi. Pada masa Pimpinan Kolonel R.H. Lily Sumantri tercatat
peristiwa penting yaitu rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung
yang semula berada di Kotamadya Bandung ke Wilayah Hukum Kabupaten
Bandung, yaitu daerah Baleendah. Peletakan batu pertamanya pada tanggal
20 April 1974, yaitu pada saat Hari Jadi Kabupaten Bandung yang ke-333.
Rencana pemindahan ibu kota tersebut berlanjut hingga jabatan bupati
dipegang oleh Kolonel R. Sani Lupias Abdurachman (1980-1985). Atas
pertimbangan secara fisik geografis, daerah Baleendah tidak memungkinkan
untuk dijadikan sebagai ibu kota kabupaten, maka ketika jabatan bupati
dipegang oleh Kolonel H.D. Cherman Affendi (1985-1990), ibu kota
Kabupaten Bandung pindah ke lokasi baru yaitu Kecamatan Soreang. Di tepi
Jalan Raya Soreang, tepatnya di Desa Pamekaran inilah dibangun Pusat
Pemerintahan Kabupaten Bandung seluas 24 hektare, dengan menampilkan
arsitektur khas gaya Priangan. Pembangunan perkantoran yang belum
rampung seluruhnya dilanjutkan oleh bupati berikutnya yaitu Kolonel H.U.
Djatipermana, sehingga pembangunan tersebut memerlukan waktu sejak
tahun 1990 hingga 1992.<br />
<br />
Tanggal 5 Desember 2000, Kolonel H. Obar Sobarna, S.I.P. terpilih oleh
DPRD Kabupaten Bandung menjadi Bupati Bandung dengan didampingi oleh
Drs. H. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati. Sejak itu, Soreang
betul-betul difungsikan menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2003
semua aparat daerah, kecuali Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan,
Dinas Kebersihan, Kantor BLKD, dan Kantor Diklat, sudah resmi berkantor
di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung. Pada periode pemerintahan H.
Obar Sobarna, S.I.P. yang pertama telah dibangun Stadion Olahraga Si
Jalak Harupat, yaitu stadion bertaraf internasional yang menjadi
kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung. Selain itu, berdasarkan
aspirasi masyarakat yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999, Kota Administratif Cimahi berubah status menjadi kota otonom.<br />
<br />
Tanggal 5 Desember 2005, H. Obar Sobarna, S.I.P. menjabat bupati Bandung
untuk kali kedua didampingi oleh H. Yadi Srimulyadi sebagai wakil
bupati, melalui proses pemilihan langsung oleh seluruh masyarakat
Kabupaten Bandung. Di masa pemerintahan H. Obar Sobarna yang kedua ini,
berdasarkan dinamika masyarakat dan didukung oleh hasil penelitian dan
pengkajian dari 5 perguruan tinggi, secara yuridis terbentuklah
Kabupaten Bandung Barat bersamaan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor
12 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi
Jawa Barat. Ibu kota Kabupaten Bandung Barat terletak di Kecamatan
Ngamprah). Pelaksana Tugas Bupati Bandung Barat saat itu adalah Drs.
Tjatja Kuswara.<br />
<br />
Dicopy dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15336051131750686223noreply@blogger.com0