KECAMATAN Baleendah, Kab. Bandung menyimpan sejumlah potensi di bidang
objek wisata, fasilitas pemerintahan, pendidikan, daerah penyangga, dan
lain-lain. Namun di sisi lain, sebagian wilayah Kec. Baleendah,
khususnya Kelurahan Andir dan Baleendah, merupakan daerah rawan banjir.
Baleendah sendiri merupakan kecamatan di Kabupaten Bandung, yang
berbatasan dengan Kec. Ciparay di timur, Kec. Bojong soang di Utara,
Kec. Pameungpeuk di barat dan Kec. Arjasari dan Banjaran di selatan.
Terdapat 4 kelurahan (Jelekong, Manggahang, Baleendah dan Andir) serta 7
desa (Bojongmanggu, Langonsari, Sukasari, Malakasari, Bojongmalaka,
Rancamulya dan Rancamanyar). Jadi apa yang bisa dilihat?diantaranya ada
objek fisik alamiah, sejarah dan sosial budaya.
1. Curug Cangkring
Curug Cangkring yang terletak di kampung Cilayung, kelurahan Jelekong
Kecamatan Baleendah. Akses menuju curug ini hanya 15 menit perjalanan
dari alun-alun Ciparay, dengan menggunakan angkutan kota mengikuti jalan
Laswi ke arah kota Bandung. Sampai di pangkalan Ojek SMP PGRI
Baleendah, terus berjalan sejauh ± 1,5 Km dengan jalan aspal yang tidak
terlalu bagus ke arah selatan, melewati bekas penambangan batu, TPA
Jelekong, ladang singkong milik warga. Curug cangkring masih jauh, tapi
terdapat view yang sungguh menarik. Pandangan ke arah utara, tepat
dimana kota Bandung berada. Nampak terlihat kelokan Ci tarum, seolah
saya sedang berdiri di atas bukit batas danau Bandung sebelah selatan.
Jangan membandingkan curug Cangkring ini dengan curug lainnya seperti
maribaya, curug dago yang sudah terkenal duluan. Curugnya masih
tersembunyi, karena masih harus menuruni bukit yang lumayan terjal
sejauh ± 30 m. Mengikuti jalan setapak dan suara gemercik air yang
sangat jelas terdengar ditengah kesunyian alam pedesaan.
Curug setinggi ± 25 m, berada pada ketinggian ± 800-900 mdpl dengan
debit air yang cukup deras mengalir di atas hamparan andesit yang nampak
kehitaman. Curug yang mempunyai empat teras ini nampak indah di antara
rimbunnya pohon aren, bambu dan beberapa jenis pohon semak lainnya. Tak
ada satupun sampah yang berserakan, kecuali dedaunan yang jatuh ke
tanah, membuat curug ini masih terlihat alami dan masih terjaga sangat
baik.
2. Situ Sipatahunan
Situ atau dikenal juga dengan danau (Indo,red), merupakan satu bentukkan
alam berupa cekungan/basin yang relatif luas dan dapat menampung air
dalam jumlah banyak baik dari aliran sungai ataupun dari air hujan.
Lokasi Situ Sipatahunan ada di 07O 00’30” LS – 07 O 01’00” LS dan 107O
37’30” BT – 107O 38’00” BT pada ketinggian ± 700 mdpl. Termasuk wilayah
kelurahan Baleendah Kec. Baleendah kab. Bandung. Tidak jauh dari tugu
Kujang, hanya ± 1 km ke arah timur, situ ini dapat diakses dengan sangat
mudah.
Meski tidak begitu dikenal seperti halnya situ Cileunca, situ Patengan
dan situ Ciburuy. Situ Sipatahunan ini mempunyai kualitas air yang baik
dan berperan penting bagi keseimbangan lingkungan dan daya dukung
terhadap kehidupan penduduk di sekitarnya dan dimanfaatkan untuk
keperluan air baku, air minum dan irigasi pesawahan. Sekilas ketika
melihat situ ini, bisa disimpulkan bahwa “situ dengan keadaan yang baik
perlu dipertahankan dan perlu dilestarikan. Keberadaan situ akan terasa
sangat penting ketika persediaan air pada saat kemarau menipis.”
Alaminya, situ merupakan satu cara alam untuk melaksanakan konservasi
sumberdaya air, beda dengan pembuatan DAM/Waduk. Keberadaan situ
Sipatahunan ini perlu dijaga dan tetap dipelihara kelestarian serta
keseimbangan ekosistem didalamnya. Jangan sampai, situ Sipatahunan ini
menjadi situ berikutnya yang akan hilang dan hanya akan meninggalkan
nama seiring dengan berjalannya pembangunan daerah.
3. Taman Batu (Pasir paros)
Pasir paros adalah nama sebuah kampung di kelurahan Baleendah yang
berada dekat dengan kompleks rumah sakit Al-Ihsan. Sebetulnya, taman
batu ini bukanlah taman batu yang terbentuk secara alamiah dari hasil
erosi dan sebagainya.tidak seperti taman batu yang ada di puncak pasir
pawon di kawasan karst Citatah. Melainkan, lahan bekas penambangan batu
yang dibuka pertama kali ketika untuk keperluan kompleks pemerintahan
kabupaten Bandung yang sekarang jadi kompleks rumah sakit Al-Ihsan.
Begitu informasi yang didapat dari salah seorang warga.
Lahan bekas penambangan batu yang sudah lama ditinggalkan, perlahan
mulai menunjukkan hasil recovery. Bekas penambangan mulai tertutupi oleh
hijaunya rumput dan terkadang jadi tempat pengembalaan kambing. Selain
itu terdapat pula beberapa lubang bekas penambangan yang dimanfaatkan
sebagai tempat penampungan air baku dan kolam ikan.
Hanya sebatas taman batu, apa indahnya?sekilas memang tidak seistimewa
tempat yang lainnya. Paling tidak, disini punya potensi untuk dijadikan
salah satu lokasi untuk kegiatan fotografi dan sebagai media
pembelajaran yang murah untuk menunjukkan bahwa “alam memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan manusia”, dan lain sebagainya.
4. Monumen Perjuangan 45 (Tugu kujang)
Ini saatnya untuk belajar sejarah lokal yang tidak didapat di bangku
sekolah selama apapun belajar disana. Tidak jauh dari situ Sipatahunan,
tepat di perempatan jalan Laswi dengan jalan pasir paros akan nampak
bangunan setinggi ± 25 meter berwarna putih dengan ornamen Kujang di
puncaknya yang menghadap ke utara. Ya, bangunan itu adalah sebuah
monumen perjuangan 45 yang di bangun untuk memperingati perlawanan
pejuang lokal dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Warga
sekitar menyebutnya dengan sebutan “Tugu kujang”. Bangunan yang
diresmikan pada 20 Mei 1975 ini, bertepatan dengan hari kebangkitan
nasional ke- 67. Di monumen ini, terdapat sejumlah reilef yang dibuat
di dinding. Isinya menceritakan banyak kisah yang terjadi pada masa itu.
Namun sayang, tidak ada yang bisa dijadikan informasi
tambahan selain tanggal peresmian dan relief yang menempel di
dinding. Karena tidak ada petugas yang bisa dijadikan referensi atau
sekedar menjelaskan tentang relief itu. Tugu ini sekarang hanya sebatas
bangunan yang hanya nampak gagah terlihat, penuh dengan sampah dan
berbagai coretan pengunjung yang belum bisa memaknai keberadaannya dan
ramai dikunjungi pada hari minggu saja.
5. Kawasan Seni Jelekong
Siapa yang tidak kenal wayang golek? Pasti semua orang yang tinggal di
Bandung dan Jawa barat pada umumnya tahu. Wayang golek adalah salah satu
kesenian asli Jawa barat. Jelekong adalah salah satu tempat
berkembangnya kesenian ini. selain wayang golek, terdapat pula lukisan,
komunitas domba adu dan tentunya kuliner khas seperti kacang tanah dan
jagung rebus, semangka yang dijual di pinggir Jalan Laswi.
6. Pasar kaget
Sama halnya dengan pasar dadakan di kawasan GASIBU pada hari minggu. Di
kawasan monumen perjuangan 45 dan rumah sakit al ihsan pun berubah
menjadi tempat berkumpulnya masyarakat Baleendah dan sekitarnya. Mengisi
waktu di minggu pagi, dengan berjualan, olahraga atau hanya sekedar
sarapan saja. Pasar ini hanya ada di hari minggu sampai jam 12-an saja.
Keenam objek tadi, memang bukan tempat wisata yang ekslusif yang
didukung oleh sarana pendukung lainnya. Tapi, hanyalah objek wisata yang
menawarkan sesuatu yang sederhana, namun bernilai pendidikan dan yang
pastinya keenam objek tersebut mempunyai ketertarikan (what to see) dan
dapat dikunjungi (how to stay). Secara kebetulan, keenam objek tersebut
terletak pada satu garis lurus dari mulai Jelekong samping ke pertigaan
POM Bensin Rencong.